ADVERTORIAL—Freddy Situmorang, bakal calon Bupati Samosir dari PDI Perjuangan, punya keunggulan yang takada pada diri petahana Bupati Vandiko Gultom, yaitu bahwa Freddy memiliki seorang istri, pasangan hidup yang dicintainya, sedangkan Vandiko masih membujang, tidak punya istri. Dalam konteks politik pilkada, status beristri dan takberistri ini signifikan, karena bisa dimanfaatkan untuk meraih suara, khususnya suara kalangan perempuan.
Istri Freddy Paulus Situmorang adalah seorang boru Sinaga, yang bernama lengkap Verisa Margret Subara. Menurut salah satu kerabat Verisa, Subara adalah akronimi dari Sinaga Uruk Barita Raja, yang berasal dari Desa Sirait, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir.
Nama “Verisa” sendiri mengandung makna yang bagus. “Gemar membantu dan praktis. Dia setia, mencintai, dan memiliki hati yang ramah,” demikian tertulis di web namamia.com. “Dia meraih banyak hal dalam hidup karena dinamis secara alamiah, tapi bisa sangat posesif dalam urusan cinta.”
Selain itu, menurut ilmu numerologi, “Nama Verisa mempunyai kepribadian: tingkat spiritual tinggi, intuitif, tercerahkan, idealis, pemimpi.”
Sifat tabiat “Verisa” tersebut memang ada dalam diri Verisa Sinaga, seperti yang terlihat ketika dia menghadiri kegiatan politik suaminya, Freddy Situmorang, di Desa Tomok Parsaoran, Kabupaten Samosir, 18 Juli 2024.
Pada acara ini, sekitar seribu warga mendapat bantuan sembako gratis dari tim Energi Baru Samosir Freddy-Andreas.
HATI YANG RAMAH
Sore hari itu di Desa Tomok Parsaoran, di hadapan massa yang sebagian besar terdiri atas perempuan, Verisa menunjukkan kapasitasnya selaku wanita yang peduli terhadap sesamanya. Dia pun cukup pintar mempersenang hati kaum ibu.
Sebelum rombongan suaminya, Freddy Situmorang, tiba di lokasi acara, Verisa Sinaga sudah lebih dulu hadir dan berbaur dengan golongan ibu-ibu. Dia membagikan tas dan stiker Koalisi Wanita Samosir, ormas yang dia bentuk.
Dengan ramah, Verisa memanggil beberapa ibu yang duduk di bagian belakang. Kemudian dia menyapa seorang ibu yang baru tiba di lokasi, “Ke sini, Inang,” sambil menyodorkan satu tas. Tapi si ibu terus berjalan seolah-olah acuh takacuh.
Verisa terlihat tetap santai, tidak merasa canggung karena dicueki.
Beberapa saat kemudian, si ibu itu datang kembali menghampiri Verisa dan menerima tas. Ternyata tadinya, saat baru tiba di lokasi, si ibu belum kenal atau tidak sadar bahwa yang memanggilnya adalah istri kandidat bupati Freddy Situmorang.
INTUISI VERISA SINAGA
Di atas panggung, setelah bakal calon wakil bupati Andreas Simbolon—pasangan Freddy Situmorang—selesai berpidato, dengan tiba-tiba Verisa Sinaga angkat bicara lewat mikrofon meskipun tidak ada arahan dari protokol acara.
Dengan intuisinya selaku perempuan, dia mengatakan, “Kalau belum ikut kaum ibu berbicara, kayaknya masih kurang pas. Iya, kan?”
Hadirin pun menjawab “betul” dan memberi aplaus.
Lalu Verisa memperkenalkan diri. “Namaku Verisa Margret boru Sinaga, istrinya Pak Freddy ini,” katanya. “Sayalah calon ketua PKK nanti.”
Mendengar ucapan Verisa, dengan spontan hadirin bertepuk tangan. Ada juga yang tersenyum tergelitik, termasuk Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatra Utara, Rapidin Simbolon, dan Ketua Tim Pemenangan Energi Baru Samosir, Jhony Naibaho. Tampaknya mereka sudah mengerti arah tujuan ujaran “calon ketua PKK.”
Kemudian Verisa Sinaga meminta kaum perempuan yang hadir agar mengacungkan tangan.
“Tuh, kan, kita [kaum ibu] lebih banyak. Suara kita sangat menentukan. Kita harus bersuara dan bergerak,” katanya.
GEMAR MEMBANTU
Selanjutnya, Verisa Sinaga menyampaikan bahwa sesama kaum perempuan mesti saling peduli dan memberdayakan. “Hanya ibu-ibu yang lebih tahu apa kebutuhan kita ibu-ibu. Karena itulah, saya membentuk Kita Samosir, seperti stiker yang saya bagikan tadi,” katanya.
Koalisi Wanita Samosir, yang disingkat Kita Samosir, didirikan oleh Verisa untuk membantu kaum ibu rumah tangga agar bisa punya penghasilan tambahan. Nantinya Koalisi akan mengadakan pelatihan dan membuka pelbagai usaha, seperti salon kecantikan dan kerajinan tenun.
“Oleh karena itu, kepada Bapak-bapak yang hadir di sini, sampaikan kepada ibu di rumah supaya bergabung bersama Kita Samosir,” katanya.
IDEALIS DAN TERCERAHKAN
Verisa Sinaga ternyata juga punya idealisme dan pikiran yang tercerahkan tentang paham feminisme. Ini merupakan satu isu yang sebenarnya amat penting, tetapi sangat jarang dibicarakan publik di Kabupaten Samosir, bahkan oleh kalangan politikus perempuan.
Pada 20 Juli, seusai menggelar olahraga senam dengan kelompok perempuan lanjut usia di Pangururan, Verisa mengutarakan pendapatnya tentang gerakan kesetaraan gender dan keberadaan perempuan di Kabupaten Samosir.
Sembari berdiri dikelilingi kaum ibu yang duduk mengaso, Verisa menyebut perempuan “harus dapat berbicara dan dapat didengarkan.”
“Saya tidak bersedia kalau kita hanya di dalam rumah. Itu memang baik, tanggung jawab kita [mengurus anak]. Tapi kita juga harus bisa keluar. Kita ‘memberontak’… Harus ada wadah di mana para wanita bisa berkeluh kesah. Harus ada wadah di mana ibu ketua PKK-nya bisa mengayomi,” kata Verisa Sinaga dengan berapi-api.
Dia mengucapkan buah pikirannya itu dengan tekanan yang lebih lantang pada kata-kata “tidak bersedia” dan “memberontak,” mirip dengan gaya bahasa orator politik yang sudah berpengalaman. Para ibu yang mendengarnya pun berkali-kali menyahut “betul” dan bertepuk tangan.
POSESIF URUSAN CINTA?
Perihal apakah Verisa Sinaga “sangat posesif dalam urusan cinta,” tentu saja publik Samosir tidak perlu mencari tahu, karena itu merupakan urusan pribadinya dengan suaminya tercinta, Freddy Paulus Situmorang.
Begitu pun, setidaknya masyarakat Kabupaten Samosir sudah tahu bahwa Freddy, kandidat bupati yang akan mereka pilih dalam pilkada 2024, punya seorang istri, “bakal calon ketua PKK,” yang memiliki kualitas pemikiran dalam menyuarakan dan membela kepentingan sesama kaum ibu. ❑