Langsung ke konten utama

Jika Karateka Toba Mendapat 10 Emas, Bupati Beri Bonus Rp5 Juta

Balige, Batak Raya — Bupati Toba, Poltak Sitorus, berjanji akan memberikan bonus Rp5 juta kepada setiap atlet karate Kabupaten Toba apabila berhasil meraih sepuluh medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi Sumatra Utara, November 2022 mendatang.

Beberapa atlet pemenang kejuaraan Forki Toba berfoto bersama dengan pejabat Pemkab Toba. (Foto: Tito Sinaga, Diskominfo Toba)

Janji tersebut disampaikan Bupati dalam kata sambutannya ketika membuka Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Karate Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Bupati Toba Cup I, yang diikuti oleh enam perguruan karate, yakni KKI, Tako, Kei Shin Kan, Gokasi, Goju-Ass, dan Kala Hitam, yang berlangsung pada 14-15 Mei 2022 di pendopo rumah dinas Bupati Toba di Balige.

Dalam kejurkab ini perguruan KKI meraih gelar juara umum dengan 15 medali emas, 12 perak, dan 26 perunggu. Kei Shin Kan juara kedua dengan 12 emas, 6 perak, dan 8 perunggu. Tako juara ketiga dengan 2 emas, 12 perak, dan 8 perunggu.

Daniel Hutapea (KKI) meraih gelar best of the best untuk kategori senior putra, dan Ruth Hutagaol (KKI) untuk kategori senior putri. Frans Manly Pangondian Hutapea (KKI) meraih best of the best juara pemula putra, dan Kesya Napitupulu (KKI) untuk juara pemula putri. Indra Napitupulu (Kei Shin Kan) meraih best of the best cadet putra, dan Glorya (KKI) untuk cadet putri.

Menurut Ketua Forki Kabupaten Toba, Tonny M. Simanjuntak, kejuaraan karate ini terlaksana atas dukungan sejumlah sponsor, antara lain PT Toba Pulp Lestari, PT Inalum, PT Bajradaya Sentranusa, J dan T, serta Ramos Ponsel.

// Siaran pers Rikardo Simamora, Diskominfo Toba

Postingan populer dari blog ini

Membongkar Kejanggalan Berita Polisi dan Forensik “Bripka Arfan Saragih Bunuh Diri”

LAPORAN MENDALAM, BATAK RAYA—Polisi merilis informasi bahwa Bripka Arfan Saragih mati bunuh diri dengan minum sianida terkait dengan kasus korupsi miliaran rupiah di Samsat Pangururan, Samosir, Sumatra Utara. Batak Raya menelaah keterangan polisi dan dokter autopsi, juga penjelasan ahli forensik digital, kemudian melakukan penelusuran dan verifikasi ke pelbagai pihak. Hasilnya, beberapa informasi versi aparat patut dicurigai karena mengandung kejanggalan, yang bisa mengarah ke dugaan pengacara keluarga Arfan bahwa polisi berusia 36 tahun itu sengaja dibunuh untuk memutus mata rantai pengungkapan kasus korupsi sejak 2018 di Samsat Pangururan. Berikut hasil reportase mendalam Batak Raya , yang boleh Anda bagikan ke media sosial, atau dikutip ke media siber. Selamat membaca. Tempat kejadian perkara di objek wisata Bukit Gonting difoto pada Jumat, 31 Maret 2023. Lokasi sepeda motor Bripka Arfan (markah 1) terlihat dari jalan. Lokasi mayatnya ditemukan (markah 2) terhalang batu besar. (Foto

Ayah Bupati Samosir: Harusnya Saya Dikonfirmasi, Bukan Bupati

Pangururan, Batak Raya — Wartawan bercekcok mulut dengan Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, dalam grup WhatsApp. Lantas ketua organisasi media siber menyurati Bupati untuk konfirmasi. “Jadi, kalau nanti ada keluarga saya berdebat dengan mereka, lalu saya juga yang dikonfirmasi? Wah, keterlaluan!” kata Bupati Vandiko Gultom. Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, Vandiko Gultom. (Foto: arsip pribadi) Dalam beberapa hari terakhir ini sejumlah media siber di Provinsi Sumatra Utara memberitakan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, yang mengirim surat konfirmasi bertanggal 30 Mei 2022 kepada Bupati Samosir, Vandiko Gultom, tentang ayahnya sendiri, Ober Gultom, yang berbantah dengan wartawan di sebuah WhatsApp group (WAG) bernama Samosir Negeri Indah (SNI). Dalam surat yang juga ditujukan kepada Sekda Kabupaten Samosir itu Tetty menulis, “… Saudara Ober Gultom yang memberikan komentar terkait pemberitaan ‘Sampah di TPA’ dengan mengusulkan salah seorang tena

Perjuangan Ibu Tristan Melawan Kejahatan Guru

Sitiotio, Batak Raya — Ketika masih berumur satu bulan, Tristan Tamba pernah berak darah, dan sejak saat itu hingga sekarang dia sering jatuh sakit. Kini Tristan sudah duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 14 di Desa Janji Maria, Kecamatan Sitiotio , Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara. Namun, belakangan ini dia tidak mau masuk sekolah karena sangat takut melihat wali kelasnya yang jahat. Heddi Maulina Hutabarat menangis saat diwawancarai wartawan di Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir. (Foto: Hayun Gultom) Ibu Tristan, Heddi Maulina Hutabarat (33 tahun), yang tinggal di Dusun Dua, Desa Janji Maria, dari jauh hari sudah memberi tahu guru-guru di sekolah itu bahwa anaknya sakit-sakitan. Bahkan, saat mendaftarkan Tristan di kelas 1, Heddi telah mewanti-wanti para guru agar maklum apabila tiba-tiba Tristan absen karena sakit atau dibawa berobat. Untunglah gurunya bisa memahami kondisi kesehatan Tristan. Selama duduk di kelas 1 hingga kelas 2, Tristan benar-benar diperhatik