Langsung ke konten utama

Diskon 50 Persen Beras, Gula, Telur, Bayar Pakai Sampah

Laguboti, Batak Raya — Bazar murah sedang berlangsung di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara. Kebutuhan pokok berupa beras, gula pasir, minyak goreng, dan telur dijual dengan potongan harga 50 persen. Masyarakat pun bisa membelinya tanpa uang, tetapi dengan sampah nonorganik.

Wabup Toba membuka bazar murah sembako di Laguboti. (Foto: Tito Sinaga, Diskominfo Toba)

Dalam bazar murah ini beras 5 kg dijual hanya Rp30.000 dari harga normal Rp60.000, gula pasir 1 kg hanya Rp7.500 dari harga normal Rp15.000, minyak goreng kemasan hanya Rp11.000 dari harga normal Rp22.000, dan telur 1 tray (30 butir) hanya Rp23.000 dari harga normal Rp46.000.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT TEP, Bank Sampah Bersinar Bandung, dan juga Bank Sampah Tarhilala yang telah mendukung adanya bazar ini. Mari kita menyosialisasikan bank sampah agar masyarakat lebih memahami bahwa sampah bisa ditukar di bank sampah,” kata Wakil Bupati Toba, Tonny M. Simanjuntak, ketika membuka bazar murah di Laguboti, Rabu, 18 Mei 2022. Dia juga mengajak masyarakat menyuarakan slogan “sampahku tanggung jawabku, sampahmu tanggung jawabmu.”

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba, Rajaipan Sinurat, inovasi bazar murah dengan alat tukar sampah nonorganik ini baru pertama kali diadakan di Toba.

Acara pembukaan bazar murah ini dihadiri oleh beberapa pejabat Pemkab Toba, antara lain Staf Ahli Bupati Bidang Pendidikan, Darwin Sianipar; plt. Asisten Pemerintahan, Eston Sihotang; plt. Asisten Administrasi Umum, Ferry Napitupulu; dan Kabag Pembangunan, Rihat Pasaribu.

// Sumber: siaran pers Chichiyanti Banuarea, Diskominfo Toba

Postingan populer dari blog ini

Membongkar Kejanggalan Berita Polisi dan Forensik “Bripka Arfan Saragih Bunuh Diri”

LAPORAN MENDALAM, BATAK RAYA—Polisi merilis informasi bahwa Bripka Arfan Saragih mati bunuh diri dengan minum sianida terkait dengan kasus korupsi miliaran rupiah di Samsat Pangururan, Samosir, Sumatra Utara. Batak Raya menelaah keterangan polisi dan dokter autopsi, juga penjelasan ahli forensik digital, kemudian melakukan penelusuran dan verifikasi ke pelbagai pihak. Hasilnya, beberapa informasi versi aparat patut dicurigai karena mengandung kejanggalan, yang bisa mengarah ke dugaan pengacara keluarga Arfan bahwa polisi berusia 36 tahun itu sengaja dibunuh untuk memutus mata rantai pengungkapan kasus korupsi sejak 2018 di Samsat Pangururan. Berikut hasil reportase mendalam Batak Raya , yang boleh Anda bagikan ke media sosial, atau dikutip ke media siber. Selamat membaca. Tempat kejadian perkara di objek wisata Bukit Gonting difoto pada Jumat, 31 Maret 2023. Lokasi sepeda motor Bripka Arfan (markah 1) terlihat dari jalan. Lokasi mayatnya ditemukan (markah 2) terhalang batu besar. (Foto

Ayah Bupati Samosir: Harusnya Saya Dikonfirmasi, Bukan Bupati

Pangururan, Batak Raya — Wartawan bercekcok mulut dengan Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, dalam grup WhatsApp. Lantas ketua organisasi media siber menyurati Bupati untuk konfirmasi. “Jadi, kalau nanti ada keluarga saya berdebat dengan mereka, lalu saya juga yang dikonfirmasi? Wah, keterlaluan!” kata Bupati Vandiko Gultom. Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, Vandiko Gultom. (Foto: arsip pribadi) Dalam beberapa hari terakhir ini sejumlah media siber di Provinsi Sumatra Utara memberitakan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, yang mengirim surat konfirmasi bertanggal 30 Mei 2022 kepada Bupati Samosir, Vandiko Gultom, tentang ayahnya sendiri, Ober Gultom, yang berbantah dengan wartawan di sebuah WhatsApp group (WAG) bernama Samosir Negeri Indah (SNI). Dalam surat yang juga ditujukan kepada Sekda Kabupaten Samosir itu Tetty menulis, “… Saudara Ober Gultom yang memberikan komentar terkait pemberitaan ‘Sampah di TPA’ dengan mengusulkan salah seorang tena

Perjuangan Ibu Tristan Melawan Kejahatan Guru

Sitiotio, Batak Raya — Ketika masih berumur satu bulan, Tristan Tamba pernah berak darah, dan sejak saat itu hingga sekarang dia sering jatuh sakit. Kini Tristan sudah duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 14 di Desa Janji Maria, Kecamatan Sitiotio , Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara. Namun, belakangan ini dia tidak mau masuk sekolah karena sangat takut melihat wali kelasnya yang jahat. Heddi Maulina Hutabarat menangis saat diwawancarai wartawan di Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir. (Foto: Hayun Gultom) Ibu Tristan, Heddi Maulina Hutabarat (33 tahun), yang tinggal di Dusun Dua, Desa Janji Maria, dari jauh hari sudah memberi tahu guru-guru di sekolah itu bahwa anaknya sakit-sakitan. Bahkan, saat mendaftarkan Tristan di kelas 1, Heddi telah mewanti-wanti para guru agar maklum apabila tiba-tiba Tristan absen karena sakit atau dibawa berobat. Untunglah gurunya bisa memahami kondisi kesehatan Tristan. Selama duduk di kelas 1 hingga kelas 2, Tristan benar-benar diperhatik