Langsung ke konten utama

Ayah Bupati Samosir: Harusnya Saya Dikonfirmasi, Bukan Bupati

Pangururan, Batak Raya — Wartawan bercekcok mulut dengan Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, dalam grup WhatsApp. Lantas ketua organisasi media siber menyurati Bupati untuk konfirmasi. “Jadi, kalau nanti ada keluarga saya berdebat dengan mereka, lalu saya juga yang dikonfirmasi? Wah, keterlaluan!” kata Bupati Vandiko Gultom.

Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, Vandiko Gultom. (Foto: arsip pribadi)

Dalam beberapa hari terakhir ini sejumlah media siber di Provinsi Sumatra Utara memberitakan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, yang mengirim surat konfirmasi bertanggal 30 Mei 2022 kepada Bupati Samosir, Vandiko Gultom, tentang ayahnya sendiri, Ober Gultom, yang berbantah dengan wartawan di sebuah WhatsApp group (WAG) bernama Samosir Negeri Indah (SNI). Dalam surat yang juga ditujukan kepada Sekda Kabupaten Samosir itu Tetty menulis, “… Saudara Ober Gultom yang memberikan komentar terkait pemberitaan ‘Sampah di TPA’ dengan mengusulkan salah seorang tenaga harian lepas (THL) di Pemkab Samosir untuk membersihkan kawasan persampahan…. THL dimaksud adalah istri dari… yang merupakan anggota SMSI.” Ada enam pertanyaan Tetty kepada Bupati dan Sekda, semuanya soal Ober Gultom, antara lain, “Apa kapasitas Sdr. Ober Gultom di Pemkab Samosir?”

Menurut pemilik grup SNI, Jepri Sitanggang, masalah tersebut berawal dari tautan berita tentang bau busuk sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) di Tele, dan beberapa anggota grup menganggap Pemkab Samosir tidak peduli dengan masalah sampah. Kemudian Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, yang aktif sebagai anggota grup, menulis komentar agar THL dipekerjakan di TPA Tele. Komentar itu direspons seorang anggota grup, “Bagaimana kalau kau saja yang menjadi THL, aku siap menggaji kau,” seperti diceritakan oleh Jepri kepada Batak Raya, 12 Juni 2022.

Karena dalam grup WA itu ada seorang reporter yang istrinya bekerja sebagai tenaga honorer di Pemkab Samosir, Ober Gultom pun makin diserang dengan berbagai komentar pedas. Ada yang menulis Ober mesti “dikarantinakan” dan “dikerjai.” Ada yang menulis opini tentang bapak dan anak, lalu di akhir opininya “ditujukan ke Bupati Bayangan.” Meski begitu, Ober hanya diam, tidak terpancing membalas.

“Sebagai admin, saya tetap mengikuti perbincangan itu sampai dini hari,” kata Jepri Sitanggang, dan sesekali dia menulis pesan agar anggota grup berkomentar dengan sopan.

Kemudian seorang anggota grup mengajak teman-temannya meminta konfirmasi kepada Bupati Samosir atas komentar Ober Gultom tersebut. Ajakan itu disambut oleh Tetty Naibaho, seorang wartawati dan Ketua SMSI Samosir, yang kemudian menyurati Bupati.

Jepri Sitanggang, yang juga bekerja sebagai wartawan, mengatakan surat Ketua SMSI konyol dan tidak perlu ditanggapi Pemkab Samosir. Jepri mencontohkan salah satu dari enam pertanyaan Tetty kepada Bupati, “Apakah Bupati Samosir selama ini tidak mengetahui bahwa Sdr. Ober selalu aktif di WAG?”

“Waduh, itu pertanyaan tidak bermutu. Apakah wartawan harus tahu Bupati mengetahui orang tuanya aktif di WAG atau tidak? Kalau aktif, bagaimana, dan kalau tidak, terus bagaimana?” kata Jepri Sitanggang. “Saya jauh di bawah Tetty, karena dia sudah [punya sertifikat] UKW [uji kompetensi wartawan]. Saya hanya wartawan biasa di Media Delegasi, belum UKW. Bahkan, di Batak Raya saya masih calon reporter.”

Meskipun mengaku wartawan pemula, Jepri menilai Tetty Naibaho tidak memahami Kode Etik Jurnalistik. Alasannya, Tetty sendiri menulis ucapan Tetty dalam berita tentang Tetty di media tempat Tetty bekerja, Topmetronews.

Jepri pun mengutip kalimat terakhir dalam berita yang ditulis Tetty: “Itu sebabnya kita menyampaikan konfirmasi tertulis,” beber Tetty mengakhiri. “Kemudian di bawahnya tertulis dengan huruf tebal: reporter Tetty Naibaho,” kata Jepri. “Berarti Tetty Naibaho menyampaikan kepada Tetty Naibaho.”

Menurut Jepri, seandainya Tetty menjadi contoh wartawan yang sudah punya sertifikat UKW, Jepri menilai Dewan Pers tidak serius melakukan uji kompetensi wartawan.


Tentang surat Tetty dari SMSI itu Bupati Vandiko Gultom mengatakan tidak akan membalasnya, karena tidak tepat ditujukan kepada dirinya. “Untuk apa saya tanggapi itu? Harusnya bapak saya yang dikonfirmasi, bukan saya. Mereka yang berdebat dengan bapak saya di grup, lalu saya yang dikonfirmasi, itu tidak pas. Seperti mau melaga-laga bapak dengan anak. Jadi, kalau nanti ada keluarga saya berdebat dengan mereka, lalu saya juga yang dikonfirmasi? Wah, keterlaluan itu!” kata Bupati kepada Batak Raya di gedung DPRD Kabupaten Samosir, 7 Juni 2022.

Beberapa media siber yang memberitakan surat Ketua SMSI Samosir juga mengutip ucapan Tetty, “… menduga bahwa OG… mengatur aparatur Pemkab Samosir dari balik layar.” Semua media itu hanya memakai inisial OG, bukan nama lengkap, tetapi dalam alinea lain tertulis dengan jelas bahwa OG sebagai orang tua Bupati Samosir.

Tentang tuduhan tersebut Ober Gultom tidak berpikir untuk mengadukan Tetty Naibaho dan media-media itu kepada Dewan Pers atau aparat hukum. Menurutnya, biarlah pembaca menilai apakah mereka berkompetensi atau tidak dalam menulis karya jurnalistik.

“Ada lagi yang mengatakan saya bupati de jure. Dia ngerti enggak arti de jure? De jure itu sah secara hukum dan memiliki SK. Saya tidak memiliki SK sebagai apa pun di Pemkab Samosir. Berarti dia tidak mengerti apa yang dituliskan. Biarin sajalah, kasihan mereka,” kata Ober Gultom kepada Batak Raya. “Harusnya saya yang mereka konfirmasi, bukan Bupati.”



Dalam berita yang ditulis Tetty Naibaho tercantum “jika Bupati dan Sekda Samosir tidak menjawab konfirmasi tertulis tersebut, maka selanjutnya SMSI Samosir akan melakukan somasi dan upaya hukum.” Untuk memperjelas hal itu dan meminta tanggapan atas sejumlah kritik Jepri Sitanggang, Batak Raya sudah berusaha mewawancarai Tetty Naibaho dan pihak SMSI selama dua hari, 12 Juni 2022 hingga 13 Juni 2022.

Pada pukul 18.26 tanggal 12 Juni 2022 Batak Raya menghubungi Tetty lewat pesan WA, tapi tidak dibalas. Pada pukul 22.10 panggilan ke telepon selulernya juga tidak dijawab.

Kemudian Batak Raya menghubungi ponsel Zulfikar Tanjung, Ketua SMSI Provinsi Sumatra Utara, pada hari yang sama. “Oh, itu. Itu kasusnya sedang ditangani Ibu Sekretaris. Coba hubungi Sekretaris. Kebetulan kita sudah memberikan mandatnya kepada Sekretaris supaya dia yang menangani,” kata Zulfikar.

Setelah itu, Batak Raya langsung melakukan panggilan ke ponsel Sekretaris SMSI Sumut, Erris Julietta Napitupulu. Panggilan tersebut masuk, tetapi tidak diangkat. Pesan WA juga tidak dibalasnya.

Besoknya, 13 Juni 2022, Batak Raya masih terus berusaha menghubungi Tetty Naibaho, tapi ponselnya sudah tidak aktif. Dari akun Facebook-nya terlihat bahwa dia sedang berada di Medan mengikuti acara SMSI. Karena itu, Batak Raya mencoba kembali menghubungi Erris, tapi tidak bisa lagi terhubung.

Akhirnya pada pukul 11.02 siang Batak Raya mengirim pesan WA yang berisi sejumlah pertanyaan kepada Erris dan Tetty. Pesan tersebut terkirim, dengan adanya tanda centang dua, tapi mereka tetap tidak menjawabnya hingga berita ini terbit pada malam hari, sekitar pukul 20.00, tanggal 13 Juni 2022. ❑

Catatan redaksi: apabila Tetty Naibaho atau pihak SMSI bersedia menjawab sejumlah pertanyaan yang sudah dikirim Batak Raya lewat WhatsApp, atau ingin menanggapi berita ini, silakan hubungi nomor ponsel/WA pemred Hayun Gultom atau surel redaksibatakraya@gmail.com.

Postingan populer dari blog ini

Verisa Sinaga Terkakak-kakak Ditanya “Nikah karena Kecelakaan?”

Pangururan, BATAK RAYA—Verisa Sinaga, istri Freddy Situmorang, memaklumi suaminya selaku calon Bupati Samosir sudah menjadi “milik publik”, sehingga dia dan Freddy mesti siap dikritik dan ditanyai soal rekam jejak kehidupan mereka. Namun, khusus soal anaknya, yang masih di bawah umur, Verisa menjaga privasi. Verisa Sinaga (berbaju putih) menghadiri perayaan hari ulang tahun beberapa anggota Koalisi Wanita Samosir yang lahir pada bulan September. (Foto: Kita Samosir) Dalam wawancara profil dengan Batak Raya pada 28 September 2024 di Pangururan, perempuan berusia 33 tahun itu menceritakan riwayat hidupnya secara gamblang. Dia menjawab semua pertanyaan dengan santai. Bahkan, berkali-kali dia tertawa terbahak-bahak sewaktu Batak Raya mengajukan pertanyaan pancingan. Verisa Sinaga merupakan anak sulung dari empat bersaudara dengan orang tua yang kehidupan sosial dan ekonominya amat mapan. Di rumah orang tuanya di Bekasi, segala urusan rumah tangga, dari memasak hingga menyetrika baju, dik

Freddy Situmorang dan Andreas Simbolon Sudah Bersiap Mendaftar ke KPU Samosir

Pangururan, BATAK RAYA—Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Lamhot Situmorang (berusia 35 tahun), dan bakal calon wakil bupati Andreas Bolivi Simbolon (27 tahun), sudah bersiap untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, guna mengikuti pilkada pada 27 November 2024. Bakal calon Bupati Samosir, Freddy Situmorang (kiri), dan calon wakil bupati Andreas Simbolon. (Foto: tim Energi Baru) Jhony Naibaho , ketua tim pemenangan Freddy-Andreas, pasangan yang memiliki slogan “Energi Baru”, mengatakan segalanya sudah dipersiapkan dengan matang untuk pendaftaran ke kantor KPU Samosir pada Rabu, 28 Agustus 2024. “Yang pertama, tentunya rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat. Persyaratan lain yang diperlukan untuk pendaftaran juga sudah kami siapkan,” kata Jhony kepada Batak Raya di posko Energi Baru di Pangururan, Senin, 26 Agustus. Menurut sekretaris tim Energi Baru, Jabiat Sagala, pada hari Rabu nanti ribuan orang angg

Jika Freddy Situmorang Jadi Bupati, Rapidin “Menggiring Anggaran” ke Samosir

ADVERTORIAL—Bakal calon Bupati Samosir dari PDIP Freddy Paulus Situmorang akan berpasangan dengan Andreas Bolivi Simbolon. Anggota DPR terpilih Rapidin Simbolon akan membantu Freddy dengan APBN dan APBD Sumut. Regu penggerak pemilih Freddy Situmorang dikukuhkan di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, 14 Juli. (Foto: Energi Baru Samosir) Sudah menjadi rahasia umum, selama ini banyak bupati dan wali kota di Indonesia yang tidak bisa maksimal membangun daerahnya karena kesulitan memperoleh anggaran pembangunan dari APBN. Kepala daerah mesti punya kemampuan melobi kementerian, antara lain melalui pengaruh politik anggota DPR. Inilah salah satu keunggulan Freddy Situmorang, yang punya slogan “energi baru”, dibandingkan kandidat lainnya. Dia sudah mendapat dukungan penuh dari politikus nasional Rapidin Simbolon, anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029, yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatra Utara. Sokongan penuh Rapidin ini dia ucapkan sendiri ketika menghadiri pengukuhan