Langsung ke konten utama

Guru PPPK Dipecat kalau Minta Pindah

Balige, Batak Raya — Guru sekolah yang menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mesti bersedia menjalankan tugasnya di sekolah mana guru tersebut ditempatkan, seperti yang tertuang dalam perjanjian kerja. Apabila dia mengusulkan pindah tugas ke sekolah di tempat lain, hal itu dianggap mengundurkan diri, dan terhadapnya akan dilakukan pemutusan perjanjian kerja.

Para guru yang menerima SK PPPK berfoto bersama dengan Bupati Toba. (Foto: Tito Sinaga, Diskominfo Toba)

“Bapak dan Ibu adalah guru profesional yang sudah kaya akan pengalaman mengajar. Di mana pun unit kerja penempatan, harus disyukuri. Setelah menerima surat keputusan PPPK ini dan menandatangani perjanjian kerja di atas meterai, dihadapkan dengan konsekuensi untuk ditempatkan di unit kerja masing-masing,” kata Bupati Toba, Poltak Sitorus, di hadapan 198 guru PPPK hasil seleksi kompetensi pertama, 6 Juni 2022, di pendopo rumah dinas bupati di Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara.

“Maka dari itu, saya menumpukan harapan yang sangat besar kepada Bapak dan Ibu sekalian sebagai garda terdepan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia peserta didik kita. Bekerjalah dengan baik. Jadikanlah diri dibutuhkan oleh unit sekolah. Pastikan ada nilai lebih yang menjadikan Bapak dan Ibu tidak tergantikan,” kata Bupati.

Ke-198 guru PPPK baru di Kabupaten Toba ini akan bertugas selama masa kontrak lima tahun, dan kinerjanya akan dievaluasi setiap tahun. ❑

Siaran pers Rikardo Simamora, Diskominfo Toba

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Jalan Terhenti karena, Kata Bupati Samosir, Takada Dana Beli BBM Alat Berat

Nainggolan, Batak Raya — Vandiko Gultom, yang menjadi Bupati Samosir sejak April 2021, punya cita-cita tinggi membangun Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. Dia mengatakan, antara lain, jalan umum di Samosir akan “mulus dalam satu tahun,” seperti janji politiknya semasa kampanye pilkada. Ebenezer Situmorang (kiri) dan Tumpak Situmorang. (Foto: Hayun Gultom) Untuk itu, Vandiko Gultom menggalakkan program sirtuisasi, yaitu pembangunan jalan di desa-desa dengan menggunakan campuran pasir dan batu (sirtu). Pengerjaan jalan tanpa aspal ini tidak memerlukan anggaran khusus APBD Kabupaten Samosir, karena modalnya cuma sirtu yang diperoleh secara gratis dari lahan masyarakat, dan juga karena Pemkab Samosir telah memiliki sejumlah mobil alat berat. Kini, menjelang dua tahun masa jabatan Bupati Vandiko, ketika baru sebagian kecil jalan desa yang sudah dibangun dengan sirtu, program sirtuisasi pun mandek. Penyebabnya, menurut Bupati, tidak ada lagi dana untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) alat b

Sewa Rusun Hadrianus Sinaga Pangururan Rp150.000 Sehari

Pangururan, Batak Raya — Regulasi pengelolaan rumah susun (rusun) dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara, sudah ditandatangani Bupati Samosir pada April 2022 lalu. Pengelolaan rusun pun diserahkan sepenuhnya kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hadrianus Sinaga. Rumah susun dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan. (Foto: Iwan Hartono Sihaloho) Menurut dr. Iwan Hartono Sihaloho, Kepala RSUD dr. Hadrianus Sinaga, sewa kamar di rusun itu Rp150.000 untuk satu hari, Rp600.000 per minggu, Rp700.000 per bulan, dan Rp7.200.000 untuk satu tahun. Biaya tersebut sudah termasuk untuk seprai dan bantal. “Buat keluarga pasien RSUD yang memerlukan penginapan boleh juga menyewa rusun,” katanya kepada Batak Raya via WhatsApp, 19 Mei 2022. Rumah susun ini punya 44 kamar. Di setiap kamar ada ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan dua kamar tidur. Di ruang tamu ada satu sofa, satu meja kecil, dan satu meja makan dengan tiga kursi. Tempat tidurnya berukuran 6 kaki

Miranda Gultom Bicara Marga, Gelar Sarjana, dan Suara Keras Orang Batak

Pangaribuan, Batak Raya—Miranda Swaray Goeltom, yang lebih dikenal dengan nama Miranda Gultom, 73 tahun, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, bercerita tentang adanya orang Batak yang malu memakai marganya. Dia juga mengimbau generasi muda Batak agar bekerja menjadi petani, dan jangan semata-mata mengejar gelar kesarjanaan atau menjadi pejabat. Miranda Gultom (kiri) dan Bupati Samosir, Vandiko Gultom, dalam acara Punguan Raja Urang Pardosi di Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara. (Foto: Raidon Gultom) Pesan itu disampaikan Miranda, perempuan Batak yang berhasil menjadi profesor ekonomi di Universitas Indonesia, ketika berpidato mewakili pihak boru dalam acara pelantikan pengurus Punguan Raja Urang Pardosi (Datu Tambun), sebuah organisasi marga Gultom, di Desa Parlombuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara, 29 Juli 2022. Sebelum berbicara tentang kedua topik tersebut, marga Batak dan gelar akademis, Miranda terlebih dahulu mengata