Langsung ke konten utama

Wali Kota Tanjung Balai Melakukan Studi Banding Program Long Beach di Samosir

Pangururan, Batak Raya—Plt. Wali Kota Tanjung Balai, Waris Thalib, dan Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Tanjung Balai, Eriston Sihaloho, datang menjumpai Bupati Samosir, Vandiko Gultom, untuk melakukan studi banding, 5 Juli 2022. Vandiko menyambut Waris di kantor Bupati Samosir di Pangururan.

Bupati Samosir, Vandiko Gultom, menjelaskan program Long Beach kepada plt. Wali Kota Tanjung Balai. (Foto: Hayun Gultom)

Bupati Vandiko Gultom menjelaskan kepada Waris Thalib perihal pengembangan kawasan wisata pantai di Samosir yang diberi nama Long Beach. Setelah mendengarnya, Waris tertarik ingin melihatnya secara langsung, dan kemudian kedua kepala daerah itu berangkat ke lapangan.

Rombongan Wali Kota Tanjung Balai dan rombongan Bupati Samosir tiba di lokasi Long Beach di Desa Sialanguan, Kecamatan Pangururan, pada pukul 18.30. Di sana Bupati menjelaskan bahwa pantai Danau Toba sepanjang 22 kilometer tersebut masih dalam tahap pembangunan infrastruktur. “Setelah nanti ini selesai dibangun, akan ditawarkan kepada investor untuk selanjutnya dikelola,” kata Vandiko kepada Waris.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjung Balai, Tety Juliani Siregar, yang ikut dalam rombongan Wali Kota, mengatakan Long Beach punya prospek yang bagus di masa mendatang. Dia pun memperhatikan pembangunan jalan yang menggunakan sirtu di lokasi Long Beach. “Ini sangat bagus. Nanti jalan ini akan menjadi lebih kuat. Ini jauh lebih bagus daripada itu,” kata Tety sambil menunjuk ke jalan rabat beton. “Kalau itu, gampang pecah.”

Setelah mendengarkan penjelasan Bupati Samosir dan melihat Long Beach secara langsung, Wali Kota Tanjung Balai mengatakan dirinya tertarik juga untuk mengembangkan wisata sungai di Tanjung Balai dengan nama Long River.

Menurut Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Tanjung Balai, Eriston Sihaloho, Long River panjangnya sekitar 24 kilometer, yakni dari pertemuan Sungai Asahan dan Sungai Silau hingga menuju laut. ❑

iklan

iklan

Postingan populer dari blog ini

Ayah Bupati Samosir: Harusnya Saya Dikonfirmasi, Bukan Bupati

Pangururan, Batak Raya — Wartawan bercekcok mulut dengan Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, dalam grup WhatsApp. Lantas ketua organisasi media siber menyurati Bupati untuk konfirmasi. “Jadi, kalau nanti ada keluarga saya berdebat dengan mereka, lalu saya juga yang dikonfirmasi? Wah, keterlaluan!” kata Bupati Vandiko Gultom. Ober Gultom, ayah Bupati Samosir, Vandiko Gultom. (Foto: arsip pribadi) Dalam beberapa hari terakhir ini sejumlah media siber di Provinsi Sumatra Utara memberitakan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, yang mengirim surat konfirmasi bertanggal 30 Mei 2022 kepada Bupati Samosir, Vandiko Gultom, tentang ayahnya sendiri, Ober Gultom, yang berbantah dengan wartawan di sebuah WhatsApp group (WAG) bernama Samosir Negeri Indah (SNI). Dalam surat yang juga ditujukan kepada Sekda Kabupaten Samosir itu Tetty menulis, “… Saudara Ober Gultom yang memberikan komentar terkait pemberitaan ‘Sampah di TPA’ dengan mengusulkan salah seorang tena

Sipalangnamora dan Datu Tambun

Riwayat Raja Sipalangnamora, nenek moyang marga Gultom, dan kisah salah satu putranya, Datu Tambun, pernah saya tulis bersama dengan wartawan Ramses Simanjuntak (almarhum) dalam dua artikel berjudul “Sipalangnamora dan Lima Kendi” serta “Sipalangnamora yang Kaya, Datu Tambun yang Sakti” dalam tabloid Pos Roha pada Juni 2015. Sebagian isi kedua tulisan itu diterbitkan ulang di Batak Raya seperti berikut. Keturunan Raja Sipalangnamora Gultom menziarahi pusara Sipalangnamora dan keempat putranya di Onanrunggu, Samosir, pada 2015, dan kemudian membangun kuburan leluhur mereka itu. (Foto: tabloid Pos Roha/reproduksi) Kata batak , dengan huruf b kecil, dalam ragam bahasa sastra memiliki makna ‘petualang’ atau ‘pengembara’, dan kata turunan membatak berarti ‘bertualang’ atau ‘mengembara’. Klan besar Gultom juga melanglang hingga beranak pinak di pelbagai wilayah, seperti halnya marga Batak Toba yang lain. [Baca juga: Miranda Gultom Bicara Marga, Gelar Sarjana, dan Suara Keras Orang Batak

Miranda Gultom Bicara Marga, Gelar Sarjana, dan Suara Keras Orang Batak

Pangaribuan, Batak Raya—Miranda Swaray Goeltom, yang lebih dikenal dengan nama Miranda Gultom, 73 tahun, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, bercerita tentang adanya orang Batak yang malu memakai marganya. Dia juga mengimbau generasi muda Batak agar bekerja menjadi petani, dan jangan semata-mata mengejar gelar kesarjanaan atau menjadi pejabat. Miranda Gultom (kiri) dan Bupati Samosir, Vandiko Gultom, dalam acara Punguan Raja Urang Pardosi di Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara. (Foto: Raidon Gultom) Pesan itu disampaikan Miranda, perempuan Batak yang berhasil menjadi profesor ekonomi di Universitas Indonesia, ketika berpidato mewakili pihak boru dalam acara pelantikan pengurus Punguan Raja Urang Pardosi (Datu Tambun), sebuah organisasi marga Gultom, di Desa Parlombuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara, 29 Juli 2022. Sebelum berbicara tentang kedua topik tersebut, marga Batak dan gelar akademis, Miranda terlebih dahulu mengata