Langsung ke konten utama

Polda Sumut Ikut Memadamkan Kebakaran Hutan di Samosir

Pangururan, Batak Raya—Tiga anggota Sabhara dari Polda Sumatra Utara sedang berdiskusi di ruas jalan di perbukitan Tele, Desa Sipitudai, Kecamatan Sianjurmulamula, Kabupaten Samosir, pada Rabu, 10 Agustus 2022, pukul 16.00. Ketiga polisi itu membicarakan asap yang muncul dari lokasi bekas kebakaran hutan dua hari sebelumnya.

Anggota Polda Sumatra Utara memeriksa salah satu titik kebakaran hutan di Samosir. (Foto: Jepri Sitanggang)

Meski pohon pinus di lokasi itu sudah terbakar, masih ada potensi untuk terbakar kembali, karena batang pinus tersebut masih mengeluarkan getah. Sementara itu, pohon-pohon yang lebih kecil sudah mulai mengering dan bisa menjadi penghantar api dari batang pinus yang satu ke batang pinus yang lain.

Setelah ketiga polisi itu berbincang beberapa menit, akhirnya mereka memutuskan untuk memastikan sumber asap. Kemudian dua orang dari mereka menuruni lereng bukit dengan kemiringan 60 derajat dan kedalaman sekitar 30 meter. Mereka turun sambil membawa gepyok, alat manual sejenis tongkat untuk memadamkan api dengan cara memukul-mukulkannya pada api.

Lalu Batak Raya menghampiri polisi yang tinggal di atas, Bripda M. Iqbal. Menurutnya, sebelum kedua rekannya, Bripda Rapril dan Bripda Egia, turun ke lereng bukit, ketiganya bersepakat bahwa api itu tidak akan bisa dipadamkan kalau hanya dengan menggunakan gepyok. Api tersebut, yang bersumber dari tumpukan bara api pada sebatang pohon, harus disiram dengan air.

Mereka pun menghubungi posko II, yang berjarak sekitar 600 meter dari tempat itu, dengan telepon seluler untuk meminta bantuan mobil pemadam atau mobil tangki air. Namun, sampai setengah jam kemudian, mobil belum datang. Sementara itu, dua anggota Polda Sumut masih tetap menunggu di bawah dengan maksud apabila nantinya sumber api telah disiram, keduanya bisa memastikan dan melihat dari dekat bahwa bara api sudah benar-benar padam.

Kemudian Batak Raya pergi ke posko II di lokasi Patung Kuda, dan bertanya kepada seorang polisi yang berjaga di sana apakah ada permintaan mobil tangki air dari petugas di lokasi bekas kebakaran hutan pinus. “Ada. Sudah pergi mobil tangki ke sana,” jawabnya sambil menunjuk ke arah yang berlawanan dengan lokasi Bripda M. Iqbal dan kedua rekannya. Mobil tangki itu mungkin terlebih dulu mengisi air.

Satu jam kemudian, satu mobil tangki berwarna merah milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatra Utara melintas menuju ke lokasi Bripda M. Iqbal. ❑

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Jalan Terhenti karena, Kata Bupati Samosir, Takada Dana Beli BBM Alat Berat

Nainggolan, Batak Raya — Vandiko Gultom, yang menjadi Bupati Samosir sejak April 2021, punya cita-cita tinggi membangun Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. Dia mengatakan, antara lain, jalan umum di Samosir akan “mulus dalam satu tahun,” seperti janji politiknya semasa kampanye pilkada. Ebenezer Situmorang (kiri) dan Tumpak Situmorang. (Foto: Hayun Gultom) Untuk itu, Vandiko Gultom menggalakkan program sirtuisasi, yaitu pembangunan jalan di desa-desa dengan menggunakan campuran pasir dan batu (sirtu). Pengerjaan jalan tanpa aspal ini tidak memerlukan anggaran khusus APBD Kabupaten Samosir, karena modalnya cuma sirtu yang diperoleh secara gratis dari lahan masyarakat, dan juga karena Pemkab Samosir telah memiliki sejumlah mobil alat berat. Kini, menjelang dua tahun masa jabatan Bupati Vandiko, ketika baru sebagian kecil jalan desa yang sudah dibangun dengan sirtu, program sirtuisasi pun mandek. Penyebabnya, menurut Bupati, tidak ada lagi dana untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) alat b

Sewa Rusun Hadrianus Sinaga Pangururan Rp150.000 Sehari

Pangururan, Batak Raya — Regulasi pengelolaan rumah susun (rusun) dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara, sudah ditandatangani Bupati Samosir pada April 2022 lalu. Pengelolaan rusun pun diserahkan sepenuhnya kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hadrianus Sinaga. Rumah susun dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan. (Foto: Iwan Hartono Sihaloho) Menurut dr. Iwan Hartono Sihaloho, Kepala RSUD dr. Hadrianus Sinaga, sewa kamar di rusun itu Rp150.000 untuk satu hari, Rp600.000 per minggu, Rp700.000 per bulan, dan Rp7.200.000 untuk satu tahun. Biaya tersebut sudah termasuk untuk seprai dan bantal. “Buat keluarga pasien RSUD yang memerlukan penginapan boleh juga menyewa rusun,” katanya kepada Batak Raya via WhatsApp, 19 Mei 2022. Rumah susun ini punya 44 kamar. Di setiap kamar ada ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan dua kamar tidur. Di ruang tamu ada satu sofa, satu meja kecil, dan satu meja makan dengan tiga kursi. Tempat tidurnya berukuran 6 kaki

Miranda Gultom Bicara Marga, Gelar Sarjana, dan Suara Keras Orang Batak

Pangaribuan, Batak Raya—Miranda Swaray Goeltom, yang lebih dikenal dengan nama Miranda Gultom, 73 tahun, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, bercerita tentang adanya orang Batak yang malu memakai marganya. Dia juga mengimbau generasi muda Batak agar bekerja menjadi petani, dan jangan semata-mata mengejar gelar kesarjanaan atau menjadi pejabat. Miranda Gultom (kiri) dan Bupati Samosir, Vandiko Gultom, dalam acara Punguan Raja Urang Pardosi di Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara. (Foto: Raidon Gultom) Pesan itu disampaikan Miranda, perempuan Batak yang berhasil menjadi profesor ekonomi di Universitas Indonesia, ketika berpidato mewakili pihak boru dalam acara pelantikan pengurus Punguan Raja Urang Pardosi (Datu Tambun), sebuah organisasi marga Gultom, di Desa Parlombuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara, 29 Juli 2022. Sebelum berbicara tentang kedua topik tersebut, marga Batak dan gelar akademis, Miranda terlebih dahulu mengata