Langsung ke konten utama

Pesan PDIP untuk “Raksasa” Bupati Samosir

PANGURURAN, Batak Raya—Freddy Situmorang, bakal calon Bupati Samosir, mengatakan sudah paham “adat perpolitikan” pada pilkada Kabupaten Samosir. Karena itu, dia takkan mundur sedikit pun melawan “raksasa” petahana Vandiko Gultom.

Freddy Situmorang (kanan) berjabat tangan dengan warga Pangururan. FOTO: HAYUN GULTOM

Kalangan politikus di Samosir sering menyebut Bupati Vandiko Gultom sebagai orang kuat. Dasarnya, antara lain, karena pada pilkada Samosir 2020 silam, Vandiko, yang sama sekali tidak punya pengalaman di bidang politik, mampu memborong semua partai, kecuali PDIP, yang punya kursi di DPRD Kabupaten Samosir, yaitu Partai Nasdem, PKB, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Gerindra, sehingga saat itu calon bupati petahana Rapidin Simbolon hanya didukung satu partai, PDIP. Kemudian Vandiko juga bisa menang di Mahkamah Konstitusi (MK) melawan gugatan dalam perkara politik uang.

Dalam sidang MK itu, politik uang disebutkan dengan istilah “TTR”, singkatan dari “togu togu ro”, bahasa Batak yang makna aslinya digunakan dalam urusan adat Batak. Dari situlah muncul sindiran netizen menyebut Vandiko sebagai “Bupati TTR”.

Kemudian, setelah Vandiko resmi menjadi Bupati Samosir, delapan orang politikus PDIP di DPRD Samosir mengambil sikap selaku oposisi. Mereka mengawasi pemerintahan Vandiko dengan amat ketat.

Sementara itu, di lapisan akar rumput, hingga saat ini warga pendukung Vandiko masih terus saling mengkritik dengan pendukung mantan bupati Rapidin.

Meski begitu, Vandiko tidak peduli akan segala kecaman terhadap dirinya. Dia terus bekerja menjalankan tugasnya selaku bupati.

Sebaliknya, bapaknya, Ober Gultom, tidak tinggal diam. Dia membentengi putranya dengan proaktif menjawab warganet yang mencela Vandiko, khususnya dalam grup-grup WhatsApp. Itu berlangsung sekitar dua tahun sebelum akhirnya Ober jatuh sakit dan menghilang dari media sosial.

[PEMBARUAN: Sekitar dua minggu terakhir ini Bupati Vandiko Gultom mulai aktif menanggapi kritik warganet di grup WhatsApp.]

“NOL-KAN YANG MERAH”

Tahun 2022, muncul isu di Kabupaten Samosir bahwa PDIP akan dihabisi dalam pemilu legislatif 2024. Tujuannya supaya PDIP tidak bisa mengusung calon bupati sendiri pada pilkada Samosir.

Kabar ini sampai ke telinga pengurus PDIP, yang membuat mereka merasa disepelekan. “Ada lagi bahasa dari mereka, ‘nol-kan yang merah.’ Bah, dikiranya ini partai kaleng-kaleng,” kata Rapidin Simbolon, yang kini menjadi Ketua DPD PDIP Sumatra Utara, saat berpidato di Pangururan, Mei 2023. “Tunjukkan merahmu! Kita solid.”

Ternyata ujaran Rapidin itu bukan cakap angin belaka, karena pada pemilu Februari 2024 lalu, PDIP berhasil meraih suara terbanyak di Kabupaten Samosir, mengalahkan parpol lainnya. Bahkan, Rapidin juga terpilih menjadi anggota DPR.

Bukan cuma itu, dengan raihan lima kursi di DPRD Samosir, sesuai peraturan KPU, pada pilkada nanti PDIP berhak mengusung sendiri calon bupatinya tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Meski demikian, tersiar kabar bahwa Vandiko Gultom akan menjadi calon tunggal melawan “kotak kosong” dalam pilkada 2024. Menurut pendukungnya, takkan ada politikus yang sanggup melawan Vandiko, khususnya dalam hal pembiayaan kampanye.

FREDDY SITUMORANG: PENANTANG “RAKSASA”

Belakangan ini nama Freddy Situmorang pun muncul di media sebagai bakal calon Bupati Samosir. Tapi kubu pendukung petahana menganggap Freddy hanya “cek ombak”, tidak serius.

Setelah Freddy mendaftarkan diri ke PDIP dan partai lain, muncul lagi dugaan “Freddy mau coba-coba jadi wakil bupati untuk Vandiko.”

Dalam dua bulan terakhir Freddy Situmorang sudah gencar turun ke desa menjumpai masyarakat dan membagikan bantuan sosial. Dia sudah membentuk tim publikasi pemberitaan dan berkali-kali melakukan rapat. Namanya pun mulai ramai dibicarakan warganet.

Melihat hal itu, sebagian pendukung petahana beralih ke kubu Freddy, khususnya mereka yang sudah tahu kekuatan Freddy dalam melawan “Bupati TTR”.

Soal “TTR” ini pun sempat ditanyakan warga Kecamatan Sianjurmulamula kepada Freddy, yang mendatangi mereka beberapa hari lalu.

Menurut Freddy Situmorang, dia paham apa itu “TTR” dan mengapa banyak warga Samosir yang mengharapkan “TTR” dari calon bupati.

“Saya tahu adat perpolitikan pada pilkada di Samosir ini, dan saya tidak akan mundur. Sedikit pun saya tidak akan mundur,” katanya.

“Saya tidak mau berjanji muluk-muluk, tapi apa yang saya katakan pasti akan saya lakukan. Saya masih muda, saya tidak mau jadi orang yang hilang ingatan.”

Kata Freddy lagi, “Banyak yang bilang kepada saya, ‘Yang kauhadapi itu raksasa. Yang kauhadapi itu pohon besar.’ Tapi sebesar apa pun kehebatan manusia, sebesar apa pun duit yang diberikan, kalau Tuhan menghendaki Freddy Situmorang jadi pemimpin di Samosir, maka jadilah saya.”

PDIP: BUPATI VANDIKO TAKKAN MELAWAN “KOTAK KOSONG”


Anser Naibaho. FOTO: HAYUN GULTOM

Pada April 2024, Vandiko Gultom mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati ke DPC PDIP Kabupaten Samosir, yang kemudian dinilai sebagai tindakan tidak bermalu.

“Menurut saya, dia itu kurang beretika, masih datang lagi mendaftar ke PDIP,” kata Anser Naibaho, Ketua Bappilu PDIP Samosir, kepada Batak Raya di Warkop Jurnalis di Pangururan, 22 Mei 2024. “Seandainya saya hadir saat itu, akan saya tanyakan kenapa ada bahasa ‘nol-kan PDIP’ di kalangan pendukungnya.”

Anser menyebut pendaftaran Vandiko ke PDIP tidak ada gunanya, karena tidak mungkin PDIP mencalonkan dia. Partainya akan mengusung calon lain, yang akan menjadi lawan Vandiko.

Maka itu, katanya, kabar yang menyebut Vandiko akan melawan “kotak kosong” merupakan kesombongan politik.

“Karena di atas langit masih ada langit. Buktinya, sekarang Freddy Situmorang sudah bersosialisasi. Dan menurut saya, Freddy lebih mumpuni, baik pengetahuan, bahkan dari segi finansial,” kata Anser Naibaho, yang pernah menjadi calon wakil bupati pada pilkada Samosir 2010.

Tentang “TTR” atau politik uang, Anser mengatakan itu sudah terjadi sejak pilkada pertama di Samosir tahun 2005. Nilai “TTR” tersebut kecil dan wajar, katanya, sekadar pengganti uang makan dan ongkos transpor. Namun, dalam pilkada 2020 lalu, besaran “TTR” menjadi fantastis. ❑

Postingan populer dari blog ini

Jejak Jahat Hayun Gultom

Yang empunya tabloid Batak Raya , Hayun Gultom, pernah menjadi wartawan bedebah dan aktivis bajingan. Dalam sakunya ada jutaan rupiah uang tutup mulut dari pejabat bejat, tetapi dia mesti meminjam Rp200 ribu duit halal untuk membeli susu bagi anaknya. Dia berupaya agar terbebas dari simpul mati kemunafikan kaum “maling berteriak maling” di dunia aktivisme dan jurnalisme. ⸻⸻ Peringatan: karya tulis jurnalistik yang berupa memoar ini amat panjang sehingga Anda perlu waktu senggang untuk menakliknya dengan tenang.  Kalau Anda taksetuju dengan laku lancung oknum aktivis dan jurnalis pemeras, sebarkanlah tulisan ini kepada publik lewat Facebook, grup WhatsApp, dsb. Hayun Gultom duduk beristirahat dalam perjalanan turun di Gunung Pusuk Buhit di Kabupaten Samosir, 2013. (Foto: arsip Koran Toba ) Suatu malam pada Maret 2016 Hayun Gultom singgah di tempat saya di Balige, Kabupaten Toba, dalam perjalanan dari Kabupaten Samosir menuju ke Kabupaten Tapanuli Utara. Sembari minum kopi, kami pun ...

Marga Nainggolan Parhusip Mendoakan Freddy Situmorang

Nainggolan, BATAK RAYA—Sekitar seribu orang marga Nainggolan Parhusip berdoa untuk Freddy Situmorang, bakal calon Bupati Samosir yang berpasangan dengan Andreas Simbolon. Klan besar Nainggolan Parhusip adalah tulang (paman) Freddy dari pihak marga ibunya, Siregar. Keluarga marga Nainggolan Parhusip memberangkatkan Freddy Situmorang sebagai kandidat Bupati Samosir dalam upacara adat di Huta Godang, Desa Nainggolan, Kecamatan Nainggolan, 22 Agustus. FOTO: HAYUN GULTOM Sebuah upacara dilangsungkan di perkampungan marga Nainggolan Parhusip di Huta Godang, Desa Nainggolan, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Kamis, 22 Agustus 2024, untuk mendoakan Freddy Situmorang sebagai kandidat Bupati Samosir dalam pilkada 2024 nanti. Upacara adat Batak ini dihadiri oleh ayah dan ibu Freddy, yaitu Maringan Situmorang dan Hermina boru Siregar. Menurut silsilah marga, Nainggolan Parhusip adalah tulang atau paman bagi Freddy, karena adanya perjanjian di antara marga Siregar Silali dengan Nainggolan Pa...

Mantan Ketua DPRD yang Miskin dan Banyak Utang

Jhony Naibaho konsisten menjaga muruah PDI Perjuangan. Megawati golput, dia pun ikut golput. Sepuluh tahun sebagai wakil rakyat, dia teguh pada idealisme demi pesan ibunya “ sotung dijaloho jambar sian toru ni rere .” Diejek bodoh karena taksuka menyelewengkan jabatan untuk mencari harta, tapi “sedikit pun saya tidak menyesal.” Dia berpesan agar bendera PDIP dipasang kelak pada peti matinya. Jhony Naibaho menghadiri perayaan HUT ormas KoMPaS di Pangururan, Jumat pekan lalu. FOTO: JARAR SIAHAAN Pemimpin redaksi Batak Raya , Hayun Gultom , duduk dengan saya di warung di seberang markas Polres Samosir di Pangururan, Selasa, 4 Juni 2024. Beberapa menit kemudian, orang yang kunantikan datang: Jhony Naibaho, politikus berusia 62 tahun, yang kali terakhir bersemuka denganku sekitar sepuluh tahun silam. Kami berdua pun berjabat tangan dan baku peluk. Lalu kami duduk dan berbasa-basi sekejap, saling menanya keberadaan kawan-kawan lama. Tidak lama berselang, saya berdiri untuk membeli satu bungk...