Langsung ke konten utama

Sorta Siahaan kepada Vandiko Gultom: Kok Hangat Tangan Bapak?

Pangururan, Batak Raya — Pada 7 Juni 2022 DPRD Kabupaten Samosir melaksanakan rapat paripurna penyampaian keputusan atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Samosir tahun anggaran 2021 mulai pukul 21.43, molor dari jadwal pukul 10.00, hingga selesai pukul 23.20 di gedung DPRD di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara.

Vandiko Gultom (kiri) bersalaman dengan Sorta Siahaan. (Foto: Hayun Gultom)

Malam hari itu, setelah pimpinan DPRD dan Bupati Vandiko Gultom memasuki ruang rapat, Bupati lebih dahulu menghampiri para anggota Dewan di kursinya masing-masing, lalu menyapa dan menjabat tangan mereka satu per satu. “Horas, Amangboru,” kata Vandiko, “horas, Tulang.”

Setelah Ketua DPRD Samosir, Sorta Siahaan, membuka rapat, 60 butir rekomendasi dari fraksi-fraksi dibacakan oleh salah satu anggota Dewan, Parluhutan Sinaga, antara lain tentang gaji Tim Bupati untuk Percepatan Pembangunan (TBPP). Selanjutnya rekomendasi diteken oleh Ketua DPRD dan diserahkan kepada Bupati.

Pada saat menyerahkan rekomendasi itu, Sorta sempat mengatakan kepada Vandiko, “Selamat dan sukses pro perubahan.” Hadirin pun bertepuk tangan dan tertawa. “Pro perubahan” adalah slogan kampanye Vandiko dalam pilkada, sedangkan Sorta adalah politikus PDIP, partai oposisi yang sering mengkritik kebijakan Vandiko, bahkan berencana melakukan interpelasi.

Ketika kedua pejabat politik itu masih dalam posisi berjabat tangan, dengan nada bercanda Sorta juga mengatakan kepada Vandiko, “Kok hangat tangan Bapak?” Vandiko tidak membalas sepatah kata pun, tapi dari mata dan keningnya terlihat kemungkinan dia tersenyum di balik maskernya. ❑

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Jalan Terhenti karena, Kata Bupati Samosir, Takada Dana Beli BBM Alat Berat

Nainggolan, Batak Raya — Vandiko Gultom, yang menjadi Bupati Samosir sejak April 2021, punya cita-cita tinggi membangun Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. Dia mengatakan, antara lain, jalan umum di Samosir akan “mulus dalam satu tahun,” seperti janji politiknya semasa kampanye pilkada. Ebenezer Situmorang (kiri) dan Tumpak Situmorang. (Foto: Hayun Gultom) Untuk itu, Vandiko Gultom menggalakkan program sirtuisasi, yaitu pembangunan jalan di desa-desa dengan menggunakan campuran pasir dan batu (sirtu). Pengerjaan jalan tanpa aspal ini tidak memerlukan anggaran khusus APBD Kabupaten Samosir, karena modalnya cuma sirtu yang diperoleh secara gratis dari lahan masyarakat, dan juga karena Pemkab Samosir telah memiliki sejumlah mobil alat berat. Kini, menjelang dua tahun masa jabatan Bupati Vandiko, ketika baru sebagian kecil jalan desa yang sudah dibangun dengan sirtu, program sirtuisasi pun mandek. Penyebabnya, menurut Bupati, tidak ada lagi dana untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) alat b

Sewa Rusun Hadrianus Sinaga Pangururan Rp150.000 Sehari

Pangururan, Batak Raya — Regulasi pengelolaan rumah susun (rusun) dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara, sudah ditandatangani Bupati Samosir pada April 2022 lalu. Pengelolaan rusun pun diserahkan sepenuhnya kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hadrianus Sinaga. Rumah susun dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan. (Foto: Iwan Hartono Sihaloho) Menurut dr. Iwan Hartono Sihaloho, Kepala RSUD dr. Hadrianus Sinaga, sewa kamar di rusun itu Rp150.000 untuk satu hari, Rp600.000 per minggu, Rp700.000 per bulan, dan Rp7.200.000 untuk satu tahun. Biaya tersebut sudah termasuk untuk seprai dan bantal. “Buat keluarga pasien RSUD yang memerlukan penginapan boleh juga menyewa rusun,” katanya kepada Batak Raya via WhatsApp, 19 Mei 2022. Rumah susun ini punya 44 kamar. Di setiap kamar ada ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan dua kamar tidur. Di ruang tamu ada satu sofa, satu meja kecil, dan satu meja makan dengan tiga kursi. Tempat tidurnya berukuran 6 kaki

Miranda Gultom Bicara Marga, Gelar Sarjana, dan Suara Keras Orang Batak

Pangaribuan, Batak Raya—Miranda Swaray Goeltom, yang lebih dikenal dengan nama Miranda Gultom, 73 tahun, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, bercerita tentang adanya orang Batak yang malu memakai marganya. Dia juga mengimbau generasi muda Batak agar bekerja menjadi petani, dan jangan semata-mata mengejar gelar kesarjanaan atau menjadi pejabat. Miranda Gultom (kiri) dan Bupati Samosir, Vandiko Gultom, dalam acara Punguan Raja Urang Pardosi di Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara. (Foto: Raidon Gultom) Pesan itu disampaikan Miranda, perempuan Batak yang berhasil menjadi profesor ekonomi di Universitas Indonesia, ketika berpidato mewakili pihak boru dalam acara pelantikan pengurus Punguan Raja Urang Pardosi (Datu Tambun), sebuah organisasi marga Gultom, di Desa Parlombuan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara, 29 Juli 2022. Sebelum berbicara tentang kedua topik tersebut, marga Batak dan gelar akademis, Miranda terlebih dahulu mengata